Mana yang Lebih Baik dalam Hal Ngeremo, Kelas Tari Tradisional Balai Pemuda atau Sanggar Merah Putih?


Sumber: Bangga Surabaya

Gerakan tari remo boleh saja repetitif, namun siapa sangka, atraksi tari satu ini mampu mempesona wisatawan hingga di luar Surabaya. Demikian juga untuk wisatawan yang menyewa villa di area Jawa Timur, seringkali mereka merasa kurang lengkap berwisata apabila tidak mencoba menari remo.

Jauh dari akomodasi villa? Biar saja. Toh, tari remo memiliki kekhasan pada musik dan gerak yang tidak dimiliki tari daerah lainnya. Di Surabaya, ada 2 tempat terkenal untuk menceburkan ke dalam rutinitas tari remo yang melalangbuana itu.

Kedua tempat tersebut adalah kelas tari tradisional di Balai Pemuda dan Sanggar Merah Putih. Artikel ini akan membahas mengenai perbandingan kekuatan dan kelemahan di antara keduanya sebagai berikut:

Kelas Tari Tradisional, Balai Pemuda


Sumber: Media Anak

Warisan keluarga merupakan kekuatan utama dari kelas tari tradisional yang diselenggarakan di kawasan Balai Pemuda ini. Sebagai imbasnya, kelas tari tradisional yang diajar oleh seorang bapak lulusan Kesenian dan anak perempuannya ini memiliki ciri khas gerakan yang tidak dimiliki kelas-kelas atau sanggar tari serupa.

Kelebihan lain dari kelas tari tradisional Balai Pemuda adalah keterbukaannya, di mana segala usia dapat bergabung di dalamnya. Hasilnya, mereka yang sudah berusia lanjut saat bergabung dengan anak-anak akan merasa muda dan “hidup” lagi lewat tari remo.

Sayang sekali, kelas tari tradisional di Balai Pemuda ini “hanya” merupakan demo dari sanggar si bapak pengajar yang sebenarnya. Bila ingin ke sanggar tarinya dan ikut serta pada kegiatan menari remo yang sebenarnya, kita harus membayar beberapa ratus ribu rupiah. Selain itu, proses pendaftarannya dapat dikatakan cukup rumit karena berbeda tempat dengan kelas penyelenggaraannya.

Sanggar Merah Putih


Sumber: EBS FM 105,9

“Benar-benar gratis” merupakan kelebihan dari Sanggar Merah Putih yang paling menonjol dibandingkan dengan kelas tari tradisional di Balai Pemuda. Dibandingkan dengan kelas tari tradisional Balai Pemuda yang “hanya” merupakan sekelumit demo kelas ratusan ribu rupiah sebenarnya, wisatawan dapat belajar tari remo di Sanggar Merah Putih secara leluasa dan cuma-cuma.

Selain itu, pendaftaran Sanggar Merah Putih tidak perlu melalui berbagai macam tempat atau menunjukkan dokumen-dokumen tertentu seperti halnya kelas tari tradisional di Balai Pemuda. Hal ini dikarenakan pengelolaan sanggar tari yang tidak bernaung di bawah pemerintah, sehingga tidak memerlukan birokrasi berlebih.

Hal yang disayangkan dari sanggar tari “sukarela” di daerah Bendul Merisi ini adalah hanya dapat dinikmati oleh anak-anak, sehingga wisatawan yang tidak membawa anak lebih baik sekadar melihat atau bergabung di kelas ngeremo yang lainnya. Selain itu, bila dibandingkan dengan kelas tari tradisional di Balai Pemuda yang materi tarinya merupakan warisan keluarga, kekhasannya tidak terlalu terlihat.

***

Kesimpulannya, pemilihan ngeremo untuk wisatawan luar Surabaya hendaknya memperhatikan demografi usia. Bagi mereka yang usianya sudah agak “lanjut” dan memiliki dompet tebal, ada baiknya mencoba kelas tari tradisional di Balai Pemuda yang materi tariannya sudah teruji selama bertahun-tahun antar generasi.

Sebaliknya, bagi wisatawan yang sedang membawa anak kecil dan ingin menanamkan rasa cinta tanah air Indonesia sejak kecil, Sanggar Merah Putih yang di Bendul Merisi dapat menjadi pilihan sempurna. Biayanya yang sama sekali gratis dan proses pendaftarannya yang mudah memungkinkan anak-anak untuk mulai belajar menari remo sesegera mungkin, sehingga nilai-nilai dalam tari remo benar-benar mereka pahami sejak dini.

Jadi, antara kelas tari tradisional di Balai Pemuda dan Sanggar Merah Putih, mana yang menjadi pilihan Anda untuk belajar menari remo (ngeremo, red.) sembari berwisata?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *