Tidak Hanya Kopi Saja, Ini Dia “Must-Does” bagi Wisatawan untuk Dapat Menikmati Kediaman Suku Toraja


Sumber: veton.picq.fr

Bila kita sering mengunjungi Starbucks atau gerai-gerai kopi lainnya, kita akan tahu kalau Toraja merupakan salah satu jenis kopi yang paling laris. Karena itu, saat ini kita cenderung mengenal Toraja sebagai kopi, bukan sukunya secara keseluruhan.

Padahal, berlibur dengan menggabungkan diri dengan penduduk lokal pada suku ini merupakan jenis wisata yang menyenangkan, apalagi jika diterapkan di Indonesia dengan berbagai keragaman sukunya. Demikian juga dengan suku Toraja, di mana bila kita berlibur mengunjungi mereka, kita akan tahu kalau suku satu ini memiliki nilai kebudayaan yang kaya.

Supaya pikiran kita tidak terbatas pada kopinya saja, berikut ini adalah hal-hal yang perlu kita lakukan (“must-does“) untuk dapat menikmati suasana wisata ke kediaman suku yang berlokasi di Sulawesi Selatan satu ini:

1. Mengunjungi Tongkonan


Sumber: Arian Zwegers

Bila berkunjung ke kediaman suku Toraja di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, kita akan banyak menemukan model rumah seperti pada gambar di atas ini. Rumah yang disebut tongkonan dan identik dengan villa ini sebenarnya merupakan ciri khas masyarakat Toraja, namun tidak banyak yang mengetahuinya.

Padahal, bentuk atapnya yang melengkung dan bercabang dua serta terbuat dari semacam semak-semak begitu unik, sehingga kita tidak dapat mengatakan sudah mengunjungi kediaman suku Toraja apabila belum mengunjungi tongkonan, yang adalah kediaman asli mereka.

Tongkonan erat kaitannya dengan nilai sejarah. Masyarakat setempat mengaitkannya dengan cerita surga, sehingga siapapun yang tinggal di tongkonan dianggap sebagai orang terpandang. Makin tinggi tingkatan tongkonannya, makin orang tersebut disegani dalam lapisan sosial masyarakat.

Nah, jadi kebayang, ‘kan, kalau kita mengunjungi tongkonan-nya suku Toraja? Lagipula, berfoto dan berkomunikasi dengan “orang-orang kaya” Toraja ini dapat membuat kita lebih percaya diri saat sudah pulang dari berwisata, sehingga kunjungan ke Tongkonan menjadi poin “must-does” saat berlibur ke Tana Toraja.

2. Memaksimalkan “Pengalaman Kematian” Selama Berlibur


Sumber: Arian Zwegers

Bila berbicara mengenai kematian, orang-orang Toraja adalah kelompok orang yang paling menghargai “nilai-nilai kematian”. Pasalnya, masyarakat Toraja merupakan masyarakat yang sangat terbuka soal urusan kematian, bahkan kematian ini mereka buat seperti pesta penyambutan wisatawan yang meriah, apalagi kalau yang meninggal adalah bangsawan.

Tidak seperti upacara kematian yang “hanya” mempersiapkan tempat pemakaman dan peti mati, upacara kematian bangsawan kelas atas Tana Toraja digelar di padang rumput yang luas yang kesannya seperti red carpet-nya artis Hollywood, lengkap dengan musik tradisional suling dan lagu-lagu tiada henti sepanjang perjalanan jenazah.

Bila kita merupakan golongan orang yang susah move-on dari upacara adat “rasa” objek wisata yang viral lainnya seperti Melasti di Bali, kita akan menemukan atraksi yang sama menyenangkannya untuk dilihat pada upacara ritual kematian di Tana Toraja. Tidak sekadar merayakan upacara penguburan, sebagai wisatawan, kita akan dipuaskan dengan atraksi tari-tarian dan ritual hiburan yang menyertainya.

Diawali dengan ritual di mana penduduk laki-laki membentuk lingkaran sebagai penghormatan pada almarhum, lalu diikuti dengan tarian prajurit laki-laki dan tarian baju berbulu perempuan hingga jenazah sampai ke tempat peristirahatan terakhir. Atraksi tarian kemudian diakhiri dengan tarian berirama cepat, rancak, dan riang, sehingga sayang apabila “pengalaman kematian” yang menyenangkan semacam ini tidak dimaksimalkan selama berlibur.

3. Melihat Pertunjukan Kerbau Lewat Berbagai Bentuk


Sumber: Naaani

Anda suka wisata yang melibatkan hewan ternak, namun tidak ingin jauh-jauh pergi ke negeri seberang? Barangkali, kediaman suku Toraja dengan pasukan kerbaunya ini dapat menjadi destinasi wisata Anda berikutnya.

Saat berlibur mengunjungi kediaman suku Toraja, Anda akan dipuaskan dengan banyaknya kerbau yang lewat. Di upacara kematian yang menjadi “atraksi wajib lihat” saat berwisata saja, salah satu hewan simbol masyarakat Tana Toraja ini kerap menghiasi acara sembelihan diiringi dengan musik dan tarian dari para pemuda Toraja.

Tidak cukup sampai di sana, kabupaten Tana Toraja juga memiliki pasar kerbau dengan jumlah kerbau yang sangat banyak. Begitu eksklusif dan uniknya pasar ini, kita hanya dapat menemukan kerbau yang harganya 1 Miliar rupiah apabila kita mengunjungi pasar kerbau di Toraja, yang dapat diadu dengan sesama kerbau berharga miliaran rupiah.

Yang jelas, Anda para wisatawan akan dipuaskan dengan banyaknya kerbau yang lewat di sekitar Tana Toraja. Mengingat kerbau adalah hewan yang cukup langka untuk ditemui di dunia, maka melihat kerbau merupakan poin “must-does” yang sangat worth it untuk Anda lakukan di kediaman masyarakat Toraja.

***

Singkatnya, untuk memaksimalkan pengalaman berwisata ke Tana Toraja, kediaman masyarakat Toraja, kita perlu melakukan 3 “must-does“, yakni mengunjungi tongkonan khas-nya, memaksimalkan “pengalaman kematian” selama berlibur, dan melihat pertunjukan kerbau dengan berbagai variasinya.

Bila ketiganya itu dapat kita lakukan, niscaya pengalaman wisata ke kediaman suku Toraja menjadi tidak terlupakan. Pemandangan dan adatnya yang eksotis dijamin membuat kita susah melupakannya, bahkan saat kita sudah pulang dari tempat berwisata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *